
Dalam metode KGBBMA yang diajarkan oleh Kang Gun, memahami pergerakan harga merupakan kunci utama untuk meraih keuntungan. Salah satu alat analisis teknikal yang digunakan adalah Bollinger Bands (BB). Indikator ini membantu trader melihat volatilitas pasar dan menentukan titik masuk atau keluar dari perdagangan dengan lebih akurat.
Bollinger Bands terdiri dari tiga garis utama: upper band, middle band (berbasis Moving Average), dan lower band, yang masing-masing memberikan informasi penting tentang arah dan kekuatan pergerakan harga.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai bentuk pola Bollinger Bands beserta cara membaca informasi harga di dalamnya, termasuk strategi penempatan Stop Loss (SL) dan Take Profit (TP) yang efektif.
1. Pola Sideways: Harga Berfluktuasi dalam Rentang Normal
Pola sideways terjadi ketika harga bergerak secara horizontal, bolak-balik antara upper band dan lower band tanpa menunjukkan arah yang jelas.
Dalam kondisi ini, harga cenderung naik dari lower band menuju upper band, lalu turun kembali ke lower band, menciptakan pergerakan yang stabil namun tidak trending. Untuk memanfaatkan pola ini, trader dapat menempatkan Stop Loss (SL) di atas upper band + Standard Deviation (SD) +2 ditambah 10 pips untuk posisi jual, atau sebaliknya untuk posisi beli. Sementara itu, ada tiga titik perhatian utama yang perlu diamati: pertama di middle band, kedua di SD 1, dan ketiga di SD 2. Titik-titik ini menjadi acuan untuk memprediksi apakah harga akan berbalik atau melanjutkan gerakannya.
2. Pola Mengembang: Harga Keluar dari Normal dan Trending
Pada pola mengembang, harga menunjukkan pergerakan yang kuat dan konsisten, biasanya berada di bawah atau di atas middle band secara terus-menerus.
Harga akan keluar dari batas normal Bollinger Bands dan bergerak di luar area tersebut, yang menjadi ciri khas kondisi trending.
Untuk strategi trading, Stop Loss (SL) dapat diletakkan di atas middle band jika harga trending ke bawah, atau di bawah middle band jika trending ke atas. Sementara itu, Take Profit (TP) idealnya diambil saat harga mulai kembali masuk ke dalam area Bollinger Bands dan mendekati kondisi normalnya. Pola ini sangat cocok untuk trader yang ingin mengikuti tren pasar dengan volatilitas tinggi.
3. Pola Menguncup: Pelemahan Tren tanpa Pembalikan
Ketika Bollinger Bands membentuk pola menguncup, ini menandakan bahwa harga yang sebelumnya berada dalam kondisi trending mulai mengalami pelemahan. Namun, perlu diperhatikan bahwa pelemahan ini tidak serta merta berarti harga akan berbalik arah.
Pola ini biasanya terjadi ketika volatilitas pasar menurun, dan garis upper band serta lower band mulai menyempit mendekati middle band. Dalam situasi ini, trader perlu waspada terhadap potensi perubahan arah, meskipun pembalikan belum tentu terjadi. Pola menguncup sering menjadi pertanda transisi menuju kondisi pasar yang lebih stabil atau flat.
4. Pola Kembung: Harga Berbalik di Sekitar Middle Band
Pola kembung sering terbentuk setelah periode trending atau saat Bollinger Bands menguncup menjelang kondisi flat. Dalam pola ini, harga biasanya memantul dari middle band dan cenderung mengejar SD 2, namun tidak melampaui area tersebut. Setelah mencapai SD 2, harga akan berbalik kembali ke arah middle band.
Untuk strategi trading, Stop Loss (SL) dapat diletakkan 10 pips di bawah SD 2 untuk posisi beli, atau sebaliknya untuk posisi jual. Titik perhatian utama adalah middle band, yang menjadi acuan untuk memprediksi pergerakan harga berikutnya. Pola ini menawarkan peluang untuk trading jangka pendek dengan volatilitas sedang.
5. Pola Garpu: Harga Berfluktuasi dengan Arah Perlahan
Pola garpu ditandai dengan pergerakan harga yang perlahan namun konsisten, biasanya dari bawah menuju atas atau sebaliknya, dengan middle band yang mengarah ke atas (pointing up) atau ke bawah (pointing down). Harga sering memantul di sekitar middle band, menciptakan fluktuasi yang teratur.
Untuk Stop Loss (SL) dapat diletakkan di bawah middle band untuk tren naik, atau di atas untuk tren turun. Titik perhatian pertama adalah SD 1, diikuti SD 2. Untuk mendeteksi apakah harga akan memantul di middle band, gunakan metode blok data dua warna: jika blok data berubah warna di middle band dan blok kedua memiliki open-close lebih tinggi dari blok pertama, ini adalah tanda harga akan memantul. Namun, jika open-close blok kedua sejajar, harga kemungkinan akan bergerak sideways di middle band, berpotensi menjadi flat atau bahkan menembus middle band.
Ciri-Ciri Flat Berakhir dan Arah Tren Berikutnya
Setelah periode flat, banyak trader bingung menentukan ke mana arah harga akan bergerak: apakah akan trending ke arah buy atau sell? Berikut adalah tiga ciri utama yang dapat membantu mengidentifikasi akhir dari kondisi flat dan awal tren baru, misalnya untuk tren sell:
- Harga berada di bawah middle band.
- Harga keluar atau tertahan di luar batas normal Bollinger Bands.
- Moving Average (MA) dengan periode lebih kecil juga ikut keluar dari area normal.
Jika ketiga ciri ini terpenuhi, segera lakukan sell di lower band dari Bollinger Bands pada periode flat sebelumnya. Sebaliknya, untuk tren buy, pastikan harga berada di atas middle band dengan kondisi serupa. Strategi ini memungkinkan trader untuk masuk pasar tepat pada awal tren yang kuat.

0 Response to "5 Pola Harga Terhadap Bentuk Bollinger Bands"
Posting Komentar